Selasa, 02 Oktober 2012

Pengangguran Tugas Makro Ekonomi


A.  Pengertian Pengangguran

Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkan pakerjaan. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.

B. Rumus Menghitung Tingkat Pengangguran

Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dari prosentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkaran kerja. Tingkat Pengangguran = Jml Yang Nganggur / Jml Angkatan Kerja x 100%

C. Jenis & Macam Pengangguran

1.    Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.

2. Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.



3. Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukang jualan duren yang menanti musim durian.

4. Pengangguran Siklis
Pengangguran siklis adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
Tambahan :

Pengangguran juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). 
Pengangguran suka rela adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karna ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalah pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.

            Sesungguhnya penyebab pengangguran bisa dibedakan menjadi 2 faktor, yaitu faktor perekonomian dan faktor pribadi.

a.      Faktor Perekonomian

1. Ketimpangan Antara Pencari Kerja dan Lapangan Kerja
Setiap tahunnya banyak angkatan kerja baru yang membutuhkan dan mencari pekerjaan. Sedangkan belum tentu setiap tahun orang membuka lapangan kerja baru yang dapat menampung tenaga kerja. Bahkan bukan hal yang tidak mungkin apabila lapangan kerja yang sudah ada malah menguragi tenaga kerja, atau bahkan menutup usahanya. Kondisi tersebut sulit diprediksi.

2. Banyak Keputusan Pemerintah yang Tidak Berpihak Kepada Rakyat
Contohnya saja kenaikan harga BBM, mengakibatkan banyaknya pengangguran karena banyak pula perusahaan yang gulung tikar akibatnya.

3. Pengembangan sektor ekonomi non-real
Dalam sistem ekonomi kapitalis muncul transaksi yang menjadikan uang sebagai komoditas yang di sebut sektor non-real, seperti bursa efek dan saham perbankan sistem ribawi maupun asuransi. Sektor ini tumbuh pesat. Nilai transaksinya bahkan bisa mencapai 10 kali lipat daripada sektor real.
Pertumbuhan uang beredar yang jauh lebih cepat daripada sektor real ini mendorong inflasi dan penggelembungan harga aset sehingga menyebabkan turunnya produksi dan investasi di sektor real. Akibatnya, hal itu mendorong kebangkrutan perusahan dan PHK serta pengangguran. Inilah penyebab utama krisis ekonomi dan moneter di Indonesia yang terjadi sejak tahun 1997.
Peningkatan sektor non-real juga mengakibatkan harta beredar hanya di sekelompok orang tertentu dan tidak memilki konstribusi dalam penyediaan lapangan pekerjaan.

4. Kemajuan Teknologi
Perkembangan teknologi membuat tenaga manusia makin tak dibutuhkan. Hanya tenaga-tenaga ahli saja yang banyak dicari. Sebab sebagian besar tugas manusia telah digantikan oleh teknologi yang canggih.

b.      Faktor Pribadi

1. Kemalasan
Penganguran yang berasal dari kemalasan individu sebenarnya sedikit. Namun, dalam sistem materialis dan politik sekularis, banyak yang mendorong masyarat menjadi malas, seperti sistem penggajian yang tidak layak atau maraknya perjudian. Banyak orang yang miskin menjadi malas bekerja karena percaya pada hal-hal yang tak logis, seperti berharap kaya mendadak dengan jalan menang judi atau undian.

2. Rendahnya Pendidikan
Semakin sulitnya kondisi keuangan mengakibatkan banyak keluarga yang mengesampingkan pendidikan bagi anak-anaknya. Akibatnya dikala mereka memasuki usia produktif, mereka tidak memiliki kemampuan dan keterampilan untuk bersaing mendapatkan pekerjaan. Selayaknya “Hukum Rimba”, yang kuat ialah pemenangnya. Orang-orang yang tidak berpendidikan dan tidak berketerampilan kelak akan tersisih dengan orang-orang yang memiliki gelar.

3. Kurangnya Pergaulan
Bergaul tak hanya sekedar “nongkrong” dengan teman-teman, hura-hura ke sana kemari. Tapi pergaulan sesungguhnya amat diperlukan untuk mencari informasi mengenai lowongan pekerjaan yang sedang dibutuhkan. Atau mengenai apa kualifikasi apa saja yang perusahaan butuhkan saat ini.

Macam-macam Pengangguran dilihat dari Jam Kerja
  1. Penganggutan Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan.
  1. Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Setengah menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena ketiadaan lapangan kerja atau pekerjaan, atau pekerja yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu.
  1. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment)
Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

     
Pengangguran Menurut Keynes

1.  Pengangguran yang disengaja (Voluntary Unemployment)
Pengangguran yang disengaja adalah pengangguran terjadi karena ada pekerjaan yang ditawarkan tetapi orang yang menganggur tidak mau menerima pekerjaan tersebut dengan upah yang berlaku.
2.      Pengangguran yang tidak disengaja (Involuntary Unemployment)
Pengangguran yang terjadi apabila seseorang bersedia menerima pekerjaan dengan upah yang berlaku tetapi pekerjaannya tidak ada.
    
D. Penyebab Pengangguran

Beberapa hal yang menyebabkan pengangguran antara lain:
1. Penduduk relatif banyak sedangkan kesempatan kerja/lapangan kerja relatif rendah
Jumlah penduduk yang cukup tinggi tetapi tidak diimbangai dengan lapangan kerja maka jumlah angkatan kerja tidak semua tertampung dalam dunia kerja.
2. Pendidikan dan ketrampilan yang rerndah
Pendidikan dan ketrampilan yang rendah tidak dibutuhkan oleh pihak badan usaha karena dengan pendidikanyang rendah dan ketramilan yang rendah tidak akan meningkatkan produktifitas kerja dan hasil produksi.
3. Teknologi yang semakin maju yang belum terimbangi oleh kemampuan manusia
Teknologi dan kemampuan yang tinggi begitu cepat tidak diimbangi dengan kemammpuan manusia untuk menguasai maka banyak badan usaha hanya menerima yang mampu mengusai teknologi tersebut. Bagi yang tidak menguasai teknologi tersebut akan tersingkir dalam persaingan kerja.
4.    Pengusaha yang selalu ingin mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan seperti penerapan rasionalisasi. 
Pengusaha hanya menerapkan berfikir rasionalis sehingga tenaga kerja dipaksa untuk bekerja seoptimal mungkin untuk mengejar target. Apabila tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan target maka tenaga kerja tersebut tidak diperlukan lagi.
5. Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi oleh musim
Pekerjaan yang dipengaruhi musim dapat menimbulkan penggangguran seperti pertanian, perkebunan. Setelah masa menanam selesai maka banyak tenaga kerja tinggal menunggu hasilnya. Untuk menunggu hasil mereka kebanyakan menganggur dan akan bekerja kembali apabila nanti musim panen telah tiba.
6. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan Negara.
Kestabialn perekonomian, politik dan keamanan  Negara dapat menimbulkan pengangguran. Perekonomian yang lesu. Politik yang tidak menentu dan tidak ada jaminan keamanan menyebabkan para pengusaha akan berfikir untuk melanjutkan usahanya. Dengan keadaan yang tidak menentukan akan menimbulkan kerugian usaha. Untuk menghindari kerugian maka jumlah produk dibatasi atau menutup usahanya, tidak memperluas usahanya. Hal ini akan menimbulkan pengangguran.


1.   Kemunduran
Tenaga kerja akan menurun produktifitasnya bila tidak dimanfaatkan. Peningkatan rasa frustasi, putus semangat dan persaan tidak berdaya yang terjadi pada pengangguran jangka   panjang menyebabkan sikap masa bodoh dan tidak siap kerja.


2.   Standar Kehidupan
Pekerja menganggur maka pendapatannya anjlok/turun dan standar kehidupan menurun. Hal ini berpengaruh pada pengeluaran masyarakat yang bisa mengakibatkan pengangguran yang lain.

3.   Pajak Penghasilan
Semakin besar pengangguran semakin menurun pendapatan Negara dari pajak penghasilan.

4.   Aktivitas Ekonomi Keseluruhan
Biaya peluang dari pengangguran timbul karena barang dan jasa yang seharusnya diproduksi tiba-tiba dihentikan yang dapat mengakibatkan turunya nilai GDP.

5.   Biaya Sosial
Masyarakat harus menanggung biaya pengangguran melalui peningkatan tugas-tugas medis yang berhubungan dengan perawatan psikologis, pengamanan dan proses peradilan

F. Cara-Cara Mengatasi Pengangguran

Pengangguran semakin lama bukan sebagai masalah sepele, namun bisa saja berdampak amat buruk bagi perekonomian bangsa maupun citra bangsa di mata dunia. Maka dari itu diperlukan penanganan yang intensif guna menekan dampak burk dari pengangguran.
·  Pendidikan gratis bagi yang kurang mampu. Salah satu penyebab pengangguran adalah rendahnya tingkat pendidikan seseorang, sehingga ia tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan susah untuk mendapatkan pekerjaan.
·  Pemerintah sebaiknya menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak sehingga dapat mbantu untuk mengurangi tingkat pengangguran.
·  Tak hanya pemerintah, masyarakat pun dihimbau untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.
·   Mendirikan tempat-tempat pelatihan keterampilan, misalnya kursus menjahit, pelatihan membuat kerajinan tangan, atau BLK (Balai Latihan Kerja) yang didirikan di banyak daerah. Hal ini juga termasuk cara mengatasi pengangguran, sehingga orang yang tidak berpendidikan tinggi pun bisa bekerja dengan modal keterampilan yang sudah mereka miliki.
·  Pemerintah diharapkan mendirikan suatu lembaga bantuan kredit atau langsung bekerja sama dengan bank-bank tertentu untuk memberikan kredit pada masyarakat yang kurang mampu. Kredit tersebut diharapkan dapat membantu mereka untuk mendirikan suatu usaha, misalnya UKM atau sejenisnya.
·  Sebagai antisipasi, pelajar perlu diberi pendidikan non formal. Pendidikan non formal bisa berupa keterampilan khusus, kemampuan berkomunikasi atau peningkatan EQ, serta diarahkan untuk menjadi lulusan sekolah yang mempu menciptakan suatu lapangan pekerjaan. Bukan semata-mata sebagai lulusan sekolah  yang hanya bisa melamar pekerjaan.










DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar